Wednesday, February 3, 2021

KISAH NABI MUHAMMAD DAN IBU SUSUANNYA HALIMAH AS-SA'DIYAH

Asssalamualaikum,,,

Yuk sebelum kita mendengarkan cerita Kisah Nabi Muhammad Saw,Mari kita bersholawat ke atas Nabi Muhammad Saw

ALLOHUMMA SHOLLI ‘ALAA SAYYIDINA MUHAMMAD WA’ALI SAYYIDINA MUHAMMAD

Halimah as-Sa’diyah adalah ibu nabi yang kedua setelah ibundah Nabi Muhmmad SAW. Ia berasal dari Thaif, kabilah bani Sa’ad yang bertempat di desa.

Orang- orang Arab mempunyai tradisi untuk menyusukan anaknya kepada para perempuan desa. Selain perempuan desa dapat menjamin  gizi yang bagus, nilai sastra dan bahasa orang perdesaan Arab juga tinggi.

Suatu hari, saat Rasulullah Saw berusia 3 hari, Halimah as-Sa’diyah bersama sekitar 70 orang wanita dari perkampungan pergi ke Makkah untuk menawarkan susuan demi mencari penghidupan, karena pada saat itu, di Thaif sedang dalam masa paceklik.

Mereka mengendarai keledai yang kurus, juga membawa unta-unta yang tak memiliki air susu setetes pun. Ketika mereka sampai di Hudaibiyah di sore hari,mereka pun mendirikan tenda. Saat itu, anak Halimah yang masih bayi menangis tiada henti karena kelaparan.

Keesokan harinya, mereka bersama-sama memasuki Makkah untuk mencari ibu-ibu yang memiliki bayi untuk disusukan, kemudian mereka akan mengambil upah darinya. Semua teman-teman Halimah telah mendapatkan bayi untuk mereka susukan. Sementara Halimah tak kunjung mendapatkannya.

Setiap ia bertanya kepada penduduk disana tentang siapa yang memiliki bayi, semua akan menjawab Aminah. Sementara ia tahu bahwa Aminah tidak lagi bersuami. Padahal, upah dari ayah sang bayilah yang diharapkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Semua teman-teman Halimah tak ada yang mau untuk mengambil bayi Nabi Muhammad Saw. Halimah juga enggan untuk menemui Aminah. Namun karena tak ada lagi bayi,akhirnya Halimah pergi ke rumah Aminah. Tapi tetap saja, karena Aminah tak memiliki apa-apa sebagai upah menyusui, halimah kembali ke tenda tanpa membawa apa-apa.

Ketika Halimah dan suaminya Harits kembali ke rombongan, mereka melihat semua kawan mereka telah mendapatkan bayi untuk dibawa pulang dan disusui. Melihat itu, Halimah berkata kepada suaminya, “Bagaimana ini wahai suamiku, semua orang telah mendapatkan bayi untuk disusukan, sementara kita belum dan yang tersisa hanyalah anak Aminah yang tidak memiliki suami dan juga tidak punya harta. Apakah kita harus pulang dengan tangan kosong?” Suaminya menjawab, “Bawa saja anak itu wahai istriku, karena kita tak tahu, bisa jadi ia adalah anak yang membawa berkah.”

Akhirnya Halimah dan suaminya kembali menemui Aminah dan membawa Nabi Muhammad ke dusun mereka. Aminah melepas bayinya itu dengan perasaan lega bercampur sedih. Lega karena akhirnya ada yang mengasuh Nabi Muhammad, sedih karena harus berpisah dengannya selama 2 tahun ke depan.

“Pergilah, Nak.Ibu menunggumu disini,”bisik Aminah dengan pipi yang hangat dialiri air mata. Tatkala menggendong Nabi Muhammad, Halimah keheranan. “Aku tidak merasa repot membawanya,seakan-akan tidak bertambah beban.”

Halimah kembali ke Thaif menunggangi keledainya. Keberkahan Nabi Muhammad Saw langsung ia rasakan.Keledai yang biasanya berjalan sangat lamban, tiba-tiba menjadi sangat cepat .

“Suamiku, tidakkah engkau melihat hal yang aneh pada keledai tungganganku?”Tanya Halimah

“Saat kita pergi, keledai ini berjalan pelan sekali,”Harits menanggapi,”tetapi, kini ia dapat berjalan cepat seolah tak kenal lelah. Padahal beban yang dibawanya cukup berat.” Keledai itu berjalan cukup cepat sehingga bisa menyusul dan melewati rombongan wanita Bani Sa’ad lainnya yang telah berjalan lebih dulu.

Sesampainya di Thaif, Halimah dan suaminya tambah terkejut. “Sepetak tanah kita!”bisik Halimah tak percaya. “Sepetak tanah kita ini jadi begitu hijau dan subur! Padahal, saat kita berangkat, tak ada sepetak tanah pun yang lebih gersang dari ini!” “Domba-domba juga!” seru suaminya,”domba-domba kita jadi gemuk dan susunya penuh. Kini kita dapat memerah dan meminum susu mereka setiap hari.”

Nabi Muhammad SAW telah banyak memberi keberkahan dalam kehidupan Halimah. Kambing-kambingnya yang digembalakan bersama kambing-kambing orang lain, selalu kembali pulang dengan keadaan perut kenyang dan memiliki air susu banyak. Begitulah keberkahan yang mereka terima selama mengasuh Nabi Muhammad.

Hari-hari berlalu. Halimah menyusui, merawat dan mencintai Nabi Muhammad SAW dengan sepenuh hati, bahkan menyayangi Nabi SAW melebihi anaknya sendiri, hingga tibalah waktu bagi Halimah untuk mengembalikan Nabi ke pangkuan ibunya.

Halimah pun menuju Makkah untuk membawa nabi ke pangkuan ibunya, Siti Aminah. Alangkah bahagianya Aminah bertemu lagi dengan putra tunggalnya itu.

Aminah memandang Halimah dan suaminya dengan mata berbinar-binar penuh rasa terima kasih,”Kalian telah merawat Muhammad dengan baik, bagaimana aku harus berterima kasih?”

Halimah dan suaminya berpandangan dengan gelisah. Sebenarnya mereka merasa berat berpisah dengan Nabi Muhammad. Mereka amat menyayangi anak itu. Selain itu, sejak Nabi Muhammad datang, kehidupan mereka dipenuhi keberkahan. Halimah lalu memohon kepada Aminah untuk memberi tambahan waktu untuk merawatnya.Aminah lalu menyetujuinya.

Akhirnya, Nabi Muhammad pun dibawa kembali ke dusun Bani Sa’ad. Namun, disana ia mengalami sebuah peristiwa yang sangat mengguncangkan.Peristiwa ini terjadi tidak lama setelah keluarga Halimah kembali ke pedalaman. Saat itu umur nabi Muhammad belum genap 3 tahun.

Tatkala Sayyidina Muhammad dan saudara-saudara angkatnya (anak Halimah)sedang menggembalakan kambing milik keluarga Halimah tiba-tiba beliau didatangi 2 malaikat, lalu keduanya membelah dada beliau dan mengeluarkan bagian yang kotor dari hatinya. Melihat kejadian itu saudara(anak Halimah) berlarian sambil menangis.”Ada apa?” Tanya Halimah dan suaminya panik

“Saudaraku yang dari Quraisy itu!Dia diambil oleh seorang berbaju putih. Dia dibaringkan. Perutnya dibelah sambil dibalik-balikan!”

Halimah dan suaminya segera berlari mencari Nabi Muhammad. Mereka menemukan anak itu sedang berdiri. Wajah Nabi Muhammad pucat pasi. “Apa yang terjadi padamu, Nak?” Tanya mereka

“Aku didatangi oleh seorang laki-laki berpakaian putih. Aku dibaringkan lalu perutku dibedah. Mereka mencari sesuatu di dalamnya. Aku tak tahu apa yang mereka cari.”

Dengan adanya kejadian itu,membuat Halimah takut, takut akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kepada anaknya itu. Halimah pun mengembalikan Nabi Muhammad SAW kepada ibu kandungnya.

Setelah lama tidak bertemu, Nabi telah menikah dengan istrinya Siti Khadijah. Dan beberapa tahun kemudian Nabi diangkat sebagai utusan Allah.Maka datanglah Halimah dan suaminya menghadap Rasulullah. Halimah dan suaminya pun masuk islam. Karena ini merupakan hadiah dari Allah kepada Halimah yang telah menyusui Nabi maka Allah pun memberikan hidayah kepada Halimah dan suaminya.

Demikianlah kisah Nabi Muhammad dan ibu susuannya Halimah as-Sa’diyah. Semoga kita bisa meneladani sosok Halimah,tidak hanya memiliki paras indah tapi juga berakhlak mulia.

Wallahu a’lam bissawab

Wassalamualaikum warrohmatulahi wabarokatuh



No comments:

Post a Comment