Asssalamualaikum,,,
Yuk sebelum kita mendengarkan
cerita Kisah Nabi Muhammad Saw,Mari kita bersholawat ke atas Nabi Muhammad Saw
ALLOHUMMA SHOLLI ‘ALAA SAYYIDINA
MUHAMMAD WA’ALI SAYYIDINA MUHAMMAD
Halimah as-Sa’diyah adalah ibu
nabi yang kedua setelah ibundah Nabi Muhmmad SAW. Ia berasal dari Thaif,
kabilah bani Sa’ad yang bertempat di desa.
Orang- orang Arab mempunyai
tradisi untuk menyusukan anaknya kepada para perempuan desa. Selain perempuan
desa dapat menjamin gizi yang bagus,
nilai sastra dan bahasa orang perdesaan Arab juga tinggi.
Suatu hari, saat Rasulullah Saw
berusia 3 hari, Halimah as-Sa’diyah bersama sekitar 70 orang wanita dari
perkampungan pergi ke Makkah untuk menawarkan susuan demi mencari penghidupan,
karena pada saat itu, di Thaif sedang dalam masa paceklik.
Mereka mengendarai keledai yang
kurus, juga membawa unta-unta yang tak memiliki air susu setetes pun. Ketika
mereka sampai di Hudaibiyah di sore hari,mereka pun mendirikan tenda. Saat itu,
anak Halimah yang masih bayi menangis tiada henti karena kelaparan.
Keesokan harinya, mereka
bersama-sama memasuki Makkah untuk mencari ibu-ibu yang memiliki bayi untuk
disusukan, kemudian mereka akan mengambil upah darinya. Semua teman-teman Halimah
telah mendapatkan bayi untuk mereka susukan. Sementara Halimah tak kunjung
mendapatkannya.
Setiap ia bertanya kepada
penduduk disana tentang siapa yang memiliki bayi, semua akan menjawab Aminah.
Sementara ia tahu bahwa Aminah tidak lagi bersuami. Padahal, upah dari ayah
sang bayilah yang diharapkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Semua teman-teman Halimah tak ada
yang mau untuk mengambil bayi Nabi Muhammad Saw. Halimah juga enggan untuk menemui
Aminah. Namun karena tak ada lagi bayi,akhirnya Halimah pergi ke rumah Aminah.
Tapi tetap saja, karena Aminah tak memiliki apa-apa sebagai upah menyusui,
halimah kembali ke tenda tanpa membawa apa-apa.
Ketika Halimah dan suaminya
Harits kembali ke rombongan, mereka melihat semua kawan mereka telah mendapatkan
bayi untuk dibawa pulang dan disusui. Melihat itu, Halimah berkata kepada
suaminya, “Bagaimana ini wahai suamiku, semua orang telah mendapatkan bayi
untuk disusukan, sementara kita belum dan yang tersisa hanyalah anak Aminah
yang tidak memiliki suami dan juga tidak punya harta. Apakah kita harus pulang
dengan tangan kosong?” Suaminya menjawab, “Bawa saja anak itu wahai istriku,
karena kita tak tahu, bisa jadi ia adalah anak yang membawa berkah.”
Akhirnya Halimah dan suaminya
kembali menemui Aminah dan membawa Nabi Muhammad ke dusun mereka. Aminah
melepas bayinya itu dengan perasaan lega bercampur sedih. Lega karena akhirnya
ada yang mengasuh Nabi Muhammad, sedih karena harus berpisah dengannya selama 2
tahun ke depan.
“Pergilah, Nak.Ibu menunggumu
disini,”bisik Aminah dengan pipi yang hangat dialiri air mata. Tatkala
menggendong Nabi Muhammad, Halimah keheranan. “Aku tidak merasa repot
membawanya,seakan-akan tidak bertambah beban.”
Halimah kembali ke Thaif
menunggangi keledainya. Keberkahan Nabi Muhammad Saw langsung ia
rasakan.Keledai yang biasanya berjalan sangat lamban, tiba-tiba menjadi sangat
cepat .
“Suamiku, tidakkah engkau melihat
hal yang aneh pada keledai tungganganku?”Tanya Halimah
“Saat kita pergi, keledai ini berjalan
pelan sekali,”Harits menanggapi,”tetapi, kini ia dapat berjalan cepat seolah
tak kenal lelah. Padahal beban yang dibawanya cukup berat.” Keledai itu
berjalan cukup cepat sehingga bisa menyusul dan melewati rombongan wanita Bani
Sa’ad lainnya yang telah berjalan lebih dulu.
Sesampainya di Thaif, Halimah dan
suaminya tambah terkejut. “Sepetak tanah kita!”bisik Halimah tak percaya.
“Sepetak tanah kita ini jadi begitu hijau dan subur! Padahal, saat kita
berangkat, tak ada sepetak tanah pun yang lebih gersang dari ini!” “Domba-domba
juga!” seru suaminya,”domba-domba kita jadi gemuk dan susunya penuh. Kini kita
dapat memerah dan meminum susu mereka setiap hari.”
Nabi Muhammad SAW telah banyak
memberi keberkahan dalam kehidupan Halimah. Kambing-kambingnya yang
digembalakan bersama kambing-kambing orang lain, selalu kembali pulang dengan
keadaan perut kenyang dan memiliki air susu banyak. Begitulah keberkahan yang
mereka terima selama mengasuh Nabi Muhammad.
Hari-hari berlalu. Halimah
menyusui, merawat dan mencintai Nabi Muhammad SAW dengan sepenuh hati, bahkan
menyayangi Nabi SAW melebihi anaknya sendiri, hingga tibalah waktu bagi Halimah
untuk mengembalikan Nabi ke pangkuan ibunya.
Halimah pun menuju Makkah untuk
membawa nabi ke pangkuan ibunya, Siti Aminah. Alangkah bahagianya Aminah bertemu
lagi dengan putra tunggalnya itu.
Aminah memandang Halimah dan
suaminya dengan mata berbinar-binar penuh rasa terima kasih,”Kalian telah
merawat Muhammad dengan baik, bagaimana aku harus berterima kasih?”
Halimah dan suaminya berpandangan
dengan gelisah. Sebenarnya mereka merasa berat berpisah dengan Nabi Muhammad.
Mereka amat menyayangi anak itu. Selain itu, sejak Nabi Muhammad datang,
kehidupan mereka dipenuhi keberkahan. Halimah lalu memohon kepada Aminah untuk
memberi tambahan waktu untuk merawatnya.Aminah lalu menyetujuinya.
Akhirnya, Nabi Muhammad pun
dibawa kembali ke dusun Bani Sa’ad. Namun, disana ia mengalami sebuah peristiwa
yang sangat mengguncangkan.Peristiwa ini terjadi tidak lama setelah keluarga
Halimah kembali ke pedalaman. Saat itu umur nabi Muhammad belum genap 3 tahun.
Tatkala Sayyidina Muhammad dan
saudara-saudara angkatnya (anak Halimah)sedang menggembalakan kambing milik
keluarga Halimah tiba-tiba beliau didatangi 2 malaikat, lalu keduanya membelah
dada beliau dan mengeluarkan bagian yang kotor dari hatinya. Melihat kejadian
itu saudara(anak Halimah) berlarian sambil menangis.”Ada apa?” Tanya Halimah
dan suaminya panik
“Saudaraku yang dari Quraisy
itu!Dia diambil oleh seorang berbaju putih. Dia dibaringkan. Perutnya dibelah
sambil dibalik-balikan!”
Halimah dan suaminya segera
berlari mencari Nabi Muhammad. Mereka menemukan anak itu sedang berdiri. Wajah
Nabi Muhammad pucat pasi. “Apa yang terjadi padamu, Nak?” Tanya mereka
“Aku didatangi oleh seorang
laki-laki berpakaian putih. Aku dibaringkan lalu perutku dibedah. Mereka mencari
sesuatu di dalamnya. Aku tak tahu apa yang mereka cari.”
Dengan adanya kejadian itu,membuat
Halimah takut, takut akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kepada anaknya
itu. Halimah pun mengembalikan Nabi Muhammad SAW kepada ibu kandungnya.
Setelah lama tidak bertemu, Nabi
telah menikah dengan istrinya Siti Khadijah. Dan beberapa tahun kemudian Nabi
diangkat sebagai utusan Allah.Maka datanglah Halimah dan suaminya menghadap
Rasulullah. Halimah dan suaminya pun masuk islam. Karena ini merupakan hadiah
dari Allah kepada Halimah yang telah menyusui Nabi maka Allah pun memberikan
hidayah kepada Halimah dan suaminya.
Demikianlah kisah Nabi Muhammad
dan ibu susuannya Halimah as-Sa’diyah. Semoga kita bisa meneladani sosok
Halimah,tidak hanya memiliki paras indah tapi juga berakhlak mulia.
Wallahu a’lam bissawab
Wassalamualaikum warrohmatulahi
wabarokatuh
No comments:
Post a Comment