Thursday, February 4, 2021

Kisah Cinta Beda Agama Putri Rasulullah

Jika selama ini, kita sering mendengar kisah-kisah mengharukan dari para tokoh wanita mulia Islam, seperti kisah Sayyida Fatimah Az-Zahra yang mencintai dalam diam kepada Ali bin Abi Thalib, Sayyida Siti Aisyah bersama Rasulullah dan Siti Khadijah. Kisah cinta ketiga pasangan ini sering kita jumpai dalam beberapa tulisan. Tapi tahukah kamu? Selain tiga kisah tadi,masih ada satu kisah cinta lagi yang tidak kalah menarik, bahkan lebih menarik dibanding drama-drama Korea dan sinetron Ikatan Cinta.

Kisah kali ini, yaitu tentang kisah cinta beda agama putri Rasulullah, Zainab dan seorang pemuda Quraisy bernama Abul Ash Bin Rabi. Selain menyayat hati, kisah yang satu ini akan mengabarkan kepada kita, betapa cinta itu bukan memaksakan kehendak. Penasaran? Simak selengkapnya

Zainab binti Muhammad radhiallahu’anha merupakan salah satu tokoh dalam islam.Beliau merupakan putri sulung Rasulullah SAW bersama Siti Khadijah.

Zainab Ra, merupakan sosok wanita yang setia. Hal itu dibuktikan dengan kisah-kisah hidupnya setelah dinikahi oleh Abul Ash bin Rabi. Abul Ash bin Rabi adalah putra saudara perempuan Khadijah yang bernama Halal bin Khuwailid. Abul Ash bin Rabi Al-Absyami Al-Quraisyi adalah seorang pemuda kaya raya, rupawan, memiliki status sosial tinggi sebagai bangsawan, ahli dalam perdagangan dan banyak masyarakat yang menyerahkan harta mereka kepada  Abul Ash untuk diperdagangkan. Ketika zainab beranjak dewasa, ia menjadi perempuan idaman bagi pemuda Quraisy pada masa itu, sampai Abul Ash jatuh hati kepada anak bibinya ini dan bersegera meminta Zainab kepada bibinya Khadijah untuk dijadikan istri dan kabar gembira pun didapat oleh Abul Ash karena bibinya Khadijah dan Rasulullah SAW dengan bahagia menerima pinangan Abul Ash untuk anaknya Zainab. Pernikahan pun terjadi diantara keduanya dan tak lama kemudian Abul Ash memboyong istrinya Zainab ke rumahnya. Khadijah memberikan hadiah pernikahan berupa kalung yang dipakainya dan melepaskan kemudian mengalungkannya di leher Zainab dan tak lupa mendoakan agar keduanya mendapatkan berkah atas pernikahan dua insan yang saling mencintai ini.

Dirumah barunya, Zainab hidup dengan terhormat, mulia dan bahagia. Ia jalani hidup di bawah naungan suami tercinta yang mulia, Abul Ash.Ia merasakan kedamaian dalam hidup baru itu setelah semua yang diimpikan telah terwujud. Zainab menjadi istri  yang mulia dan baik. Istri yang mengurus rumah dan patuh serta setia kepada suami. Abul Ash tidaklah salah ketika memiliki istri yang shalehah, putri junjungan seluruh umat. Ia berhasil menggapai kebahagiaan keluarga yang bisa ia temukan pada Zainab. Setiap kali tiba saat untuk pergi, ia merasa berat untuk berpisah dengan sang istri.

Hari kian berganti, saat Rasulullah telah berusia 40 tahun, maka Allah SWT mengutusnya menjadi Nabi dan setelah itu Allah angkat menjadi Rasul. Mulailah Rasulullah mendakwahkan islam kepada keluarga terdekat, Khadijah , para sahabatnya dan putri-putrinya pun ikut masuk islam termasuk Zainab. Akan tetapi Abul Ash tidak mudah meninggalkan agamanya.

Maka kedua suami istri itu harus rela bahwa ada hal yang lebih kuat dari cinta mereka yang harus memisahkan antara keduanya.abul Ash tetap tidak mau meninggalkan agama nenek moyangnya, sedangkan Zainab juga tidak ingin meninggalkan Islam.

Hari-hari berlalu dalam keadaan demikian. Kemudian Rasulullah SAW dan kaum muslimin hijrah ke Madinah. Namun Zainab masih tetap tinggal di Makkah bersama suaminya (pada saat itu belum ada larangan pernikahan beda agama)

Setelah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, terjadilah perang badar. Pasukan Quraisy berangkat untuk memerangi Rasulullah SAW dan tak disangka diantara mereka terdapat Abul Ash bin Rabi. Situasi menjadi semakin kritis ketika pasukan kafir Quraisy kalah dan Abul Ash jatuh menjadi tawanan di tangan kaum muslimin di Madinah.

Kemudian kaum Quraisy mengutus orang untuk menebus tawanan-tawanannya. Zainab pun mengirimkan sebuah harta tebusan dan sebuah kalung dari batu Onyx Zafar. Ketika Rasulullah SAW melihat kalung itu, ingatannya melayang ke cinta sejatinya Khadijah. Beliau lalu bersabda kepada para sahabat,”Jika kalian tidak keberatan melepaskan tawanan dan mengembalikan harta miliknya, maka lakukanlah.” Mereka menjawab, “Baiklah, wahai Rasulullah.”

Kemudian mereka melepaskannya dan mengembalikan harta milik Zainab. Disini Abul Ash bin Rabi berjanji kepada Rasulullah untuk membebaskan Zainab kepada beliau di Madinah.

Abu al-Ash pun pulang ke Makkah bersama kalung yang tadi dikirimkan sang istri.Kini ia tahu betapa cinta dan kesetiaan Zainab tidak pernah berkurang untuknya, meski agama menjadi tembok pemisahnya. Namun ia tetap bertekad untuk mengembalikan Zainab kepada sang mertua.

Begitu sampai di rumah, Abul Ash mengucapkan terima kasih pada sang istri. Ia pun berkata, “Kembalilah kepada ayahmu, wahai Zainab,” ucapnya sambil berusaha bebesar hati.

Pada hari yang telah ditetapkan, Zaid bin Haritsah bersama seorang lelaki Anshor diutus Rasulullah Saw untuk menjemput Zainab di sebuah desa di pinggiran kota Makkah.

Abul Ash tidak kuasa menahan tangisnya saat melepas kepergian sang istri. Bagaimana dia mampu melepaskan orang yang dicintainya,sedang dia mengetahui bahwa itu merupakan perpisahan terakhir,selama kedua hati masih berpegang pada agamanya masing-masing. Hatinya semakin sedih lagi, karena ternyata Zainab sedang mengandung janin buah hatinya dan ia tidak bisa mengantarkan Zainab keluar kota Makkah sebab keadaan pasca perang saat itu. Abul Ash lalu mengutus saudaranya, Kinanah bin Rabi untuk mengantarkan Zainab. Ia berpesan,”Hai, saudaraku, tentulah engkau tahu kedudukan Zainab dalam jiwaku. Aku tidak menginginkan seorang wanita Quraisy yang menemaninya keluar kota Makkah, dan engkau tahu bahwa aku tidak sanggup membiarkannya berjalan sendirian. Maka temanilah dia menuju tepi dusun, dimana telah menunggu dua utusan Muhammad. Perlakukanlah dia dengan lemah lembut dalam perjalanan dan perhatikanlah dia sebagaimana engkau memperhatikan wanita-wanita terpelihara. Lindungilah dia dengan panahmu hingga anak panah yang penghabisan.”

Rupanya perjalanan Kinanah membawa Zainab tidak berjalan mulus.Ketika Zainab berada di punggung unta, Hubar bin Aswad Al-Asadi salah seorang dari kafir Quraisy menusuk perut unta dengan tombak, hingga Zainab terlempar jatuh dan mengeluarkan darah. Janinnya telah gugur di atas gurun pasir. Tapi Zainab tetap tabah dan tetap mantap hijrah ke Madinah.

Setelah melewati beberapa hambatan, Kinanah berhasil membawa Zainab dan menyerahkannya kepada Zaid bin Hartsah dan temannya. Keduanya lalu membawa Zainab kepada Rasulullah Saw.

Berpisahlah Zainab dengan suami tercinta dan calon buah hatinya. Cinta mereka benar-benar diuji dan tudak ada lagi jalan untuk bertemu. Abul Ash yang tetap di Makkah selalu murung dan menyendiri karena sang belahan jiwa tidak ada lagi disisinya. Sedangkan Zainab di Madinah bersama sang ayah menjadi sering sakit-sakitan karena cinta dan kerinduan  yang sangat dalam. Kalau saja bukan karena iman dan takwa yang menguatkan tekadnya,tentu ia akan tetap bersama Abul Ash hingga ajal yang memisahkan.

Hari berganti minggu,minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun. Suatu hari Abul Ash bin Rabi keluar bersama kafilah dagangnya menuju Syam. Saat perjalan pulang dihadang pasukan Rasulullah Saw yang berhasil merampas hartanya, syukur mereka tidak membunuhnya.

Kini Abul Ash bin Rabi tidak punya apa-apa lagi. Bukan harta pribadinya saja yang ludes, melainkan juga harta dagangan yang dititipkan orang-orang padanya. Bagaimana ia bisa sanggup kembali ke Makkah?

Di tengah keputus asaan itu, teringatlah Abul Ash pada Zainab, wanita yang begitu mencintai dan setia padanya. Maka diputuskan pada suatu malam ia menyusup ke Madinah dengan sembunyi-sembunyi. Abul Ash berhasil bertemu Zainab dan segera mengatakan maksud kedatangannya.Ia meminta bantuan Zainab untuk  melindunginya dan ia juga berharap harta dan dagangannya bisa dikembalikan. Masih begitu besar cinta di hati zainab untuk Abul Ash, karena itu pula ia bersedia melindungi lelaki tersebut.

Ketika masyarakat Madinah mengetahui keberadaan Abul Ash di masjid, mereka pun berkerumun dan berniat menangkapnya. Tapi kemudian Zainab berseru, “Wahai kaum muslimin, Abul Ash bin Rabi dalam lindungan dan jaminanku.” Rasulullah SAW yang sedang sholat menyelesaikan sholatnya, beliau segera menemui orang banyak dan bersabda : “Wahai kaum muslimin,apakah kalian tidak mendengar apa yang aku dengar? Sesungguhnya serendah-rendahnya seorang muslim,mereka tetap dapat memberi perlindungan.” Kemudian beliau pun menemui Zainab untuk  mengetahui kebenaran berita itu, Zainab berkata. “Wahai Rasulullah,sesungguhnya jika Abul Ash ini dianggap keluarga dekat, ia masih putra paman. Jika dianggap jauh, ia bapak dari anakku dan aku telah melindunginya.” Rasulullah SAW berkata, “Benar wahai putriku, muliakanlah tempatnya dan jangan sampai dia menyentuhmu, karena engkau tidak halal baginya selama dia masih musyrik.” Meski begitu, Rasulullah SAW ternyata melihat kesetiaan putrinya kepada suami yang ditinggalkan.

Kemudian para sahabat mengembalikan harta yang telah mereka rampas itu kepada Abul Ash. Beberapa orang diantara perampas berkata, “Hai Abul Ash maukah engkau masuk Isam dan mengambil harta benda ini, karena semua ini milik orang-orang musyrik?”

Tahukah apa yang dijawab Abul Ash ? Ia berkata, “Sungguh buruk awal islamku, jika aku mengkhianati amanat harta yang dipercayakan padaku.” Mereka pun tetap mengembalikan harta itu kepada Abul Ash demi kemuliaan Rasulullah SAW dan sebagai penghormatan kepada Zainab.Laki-laki itupun kembali ke Makkah dengan membawa hartanya dn harta orang banyak yang telah diamanahkan padanya.

Sesampai di Makkah Abul Ash memberikan harta-harta yang diamanahkan kepadanya kepada pemiliknya, kemudian ia berseru, “Wahai kaum Quraisy, apakah ada diantara kalian yang hartanya belum aku kembalikan?” Mereka menjawab,”Tidak ada, semoga Allah membalasmu dengan kebaikan, kami telah medapati sebagai orang yang memegang amanah dan mulia.”

Lalu Abul Ash berkata, “Jika aku telah mengembalikan hak-hak kalian maka sekarang aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.Demi Allah, tidak ada yang menghalangiku untuk  masuk islam sewaktu bersama Muhammad di Madinah kecuali aku takut kalian mengira bahwa aku ingin memakan harta kalian, tetapi setelah aku mengembalikan harta itu kepada kalian dan sekarang aku telah melepaskan tanggunganku, maka aku masuk islam.”

Akhirnya Zainab dan Abul Ash yang pernah berpisah selama 6 tahun itu kembali bersatu dalam satu atap rumah tangga dan satu iman bersama anak-anak mereka.

Sayangnya, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Setahun setelah mereka berkumpul, Zainab wafat pada tahun 8 Hijriyah mendahului sang suami. Kepergian Zainab meninggalkan Abul Ash seorang diri mengenang masa-masa indah yang telah mereka lewati bersama dalam suka dan duka, hanya dua buah hati mereka Ali dan Umamah yang kini menjadi pelipur lara.Rasulullah sangat sedih atas kepergian putrinya bahkanbeliau sendiri ikut turun ke dalam kuburan saat pemakaman.

Zainab wafat dengan meninggalkan kisah cinta dan kenangan terbaik. Ia menjadi contoh terbaik dalam hal kesetiaan istri, keikhlasan cinta dan kebenaran iman. Rasulullah SAW pun pernah bersabda mengenai Zainab,”Sesungguhnya ia adalah sebaik-baiknya anakku dalam menerima musibah.”

Wednesday, February 3, 2021

KISAH NABI MUHAMMAD DAN IBU SUSUANNYA HALIMAH AS-SA'DIYAH

Asssalamualaikum,,,

Yuk sebelum kita mendengarkan cerita Kisah Nabi Muhammad Saw,Mari kita bersholawat ke atas Nabi Muhammad Saw

ALLOHUMMA SHOLLI ‘ALAA SAYYIDINA MUHAMMAD WA’ALI SAYYIDINA MUHAMMAD

Halimah as-Sa’diyah adalah ibu nabi yang kedua setelah ibundah Nabi Muhmmad SAW. Ia berasal dari Thaif, kabilah bani Sa’ad yang bertempat di desa.

Orang- orang Arab mempunyai tradisi untuk menyusukan anaknya kepada para perempuan desa. Selain perempuan desa dapat menjamin  gizi yang bagus, nilai sastra dan bahasa orang perdesaan Arab juga tinggi.

Suatu hari, saat Rasulullah Saw berusia 3 hari, Halimah as-Sa’diyah bersama sekitar 70 orang wanita dari perkampungan pergi ke Makkah untuk menawarkan susuan demi mencari penghidupan, karena pada saat itu, di Thaif sedang dalam masa paceklik.

Mereka mengendarai keledai yang kurus, juga membawa unta-unta yang tak memiliki air susu setetes pun. Ketika mereka sampai di Hudaibiyah di sore hari,mereka pun mendirikan tenda. Saat itu, anak Halimah yang masih bayi menangis tiada henti karena kelaparan.

Keesokan harinya, mereka bersama-sama memasuki Makkah untuk mencari ibu-ibu yang memiliki bayi untuk disusukan, kemudian mereka akan mengambil upah darinya. Semua teman-teman Halimah telah mendapatkan bayi untuk mereka susukan. Sementara Halimah tak kunjung mendapatkannya.

Setiap ia bertanya kepada penduduk disana tentang siapa yang memiliki bayi, semua akan menjawab Aminah. Sementara ia tahu bahwa Aminah tidak lagi bersuami. Padahal, upah dari ayah sang bayilah yang diharapkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Semua teman-teman Halimah tak ada yang mau untuk mengambil bayi Nabi Muhammad Saw. Halimah juga enggan untuk menemui Aminah. Namun karena tak ada lagi bayi,akhirnya Halimah pergi ke rumah Aminah. Tapi tetap saja, karena Aminah tak memiliki apa-apa sebagai upah menyusui, halimah kembali ke tenda tanpa membawa apa-apa.

Ketika Halimah dan suaminya Harits kembali ke rombongan, mereka melihat semua kawan mereka telah mendapatkan bayi untuk dibawa pulang dan disusui. Melihat itu, Halimah berkata kepada suaminya, “Bagaimana ini wahai suamiku, semua orang telah mendapatkan bayi untuk disusukan, sementara kita belum dan yang tersisa hanyalah anak Aminah yang tidak memiliki suami dan juga tidak punya harta. Apakah kita harus pulang dengan tangan kosong?” Suaminya menjawab, “Bawa saja anak itu wahai istriku, karena kita tak tahu, bisa jadi ia adalah anak yang membawa berkah.”

Akhirnya Halimah dan suaminya kembali menemui Aminah dan membawa Nabi Muhammad ke dusun mereka. Aminah melepas bayinya itu dengan perasaan lega bercampur sedih. Lega karena akhirnya ada yang mengasuh Nabi Muhammad, sedih karena harus berpisah dengannya selama 2 tahun ke depan.

“Pergilah, Nak.Ibu menunggumu disini,”bisik Aminah dengan pipi yang hangat dialiri air mata. Tatkala menggendong Nabi Muhammad, Halimah keheranan. “Aku tidak merasa repot membawanya,seakan-akan tidak bertambah beban.”

Halimah kembali ke Thaif menunggangi keledainya. Keberkahan Nabi Muhammad Saw langsung ia rasakan.Keledai yang biasanya berjalan sangat lamban, tiba-tiba menjadi sangat cepat .

“Suamiku, tidakkah engkau melihat hal yang aneh pada keledai tungganganku?”Tanya Halimah

“Saat kita pergi, keledai ini berjalan pelan sekali,”Harits menanggapi,”tetapi, kini ia dapat berjalan cepat seolah tak kenal lelah. Padahal beban yang dibawanya cukup berat.” Keledai itu berjalan cukup cepat sehingga bisa menyusul dan melewati rombongan wanita Bani Sa’ad lainnya yang telah berjalan lebih dulu.

Sesampainya di Thaif, Halimah dan suaminya tambah terkejut. “Sepetak tanah kita!”bisik Halimah tak percaya. “Sepetak tanah kita ini jadi begitu hijau dan subur! Padahal, saat kita berangkat, tak ada sepetak tanah pun yang lebih gersang dari ini!” “Domba-domba juga!” seru suaminya,”domba-domba kita jadi gemuk dan susunya penuh. Kini kita dapat memerah dan meminum susu mereka setiap hari.”

Nabi Muhammad SAW telah banyak memberi keberkahan dalam kehidupan Halimah. Kambing-kambingnya yang digembalakan bersama kambing-kambing orang lain, selalu kembali pulang dengan keadaan perut kenyang dan memiliki air susu banyak. Begitulah keberkahan yang mereka terima selama mengasuh Nabi Muhammad.

Hari-hari berlalu. Halimah menyusui, merawat dan mencintai Nabi Muhammad SAW dengan sepenuh hati, bahkan menyayangi Nabi SAW melebihi anaknya sendiri, hingga tibalah waktu bagi Halimah untuk mengembalikan Nabi ke pangkuan ibunya.

Halimah pun menuju Makkah untuk membawa nabi ke pangkuan ibunya, Siti Aminah. Alangkah bahagianya Aminah bertemu lagi dengan putra tunggalnya itu.

Aminah memandang Halimah dan suaminya dengan mata berbinar-binar penuh rasa terima kasih,”Kalian telah merawat Muhammad dengan baik, bagaimana aku harus berterima kasih?”

Halimah dan suaminya berpandangan dengan gelisah. Sebenarnya mereka merasa berat berpisah dengan Nabi Muhammad. Mereka amat menyayangi anak itu. Selain itu, sejak Nabi Muhammad datang, kehidupan mereka dipenuhi keberkahan. Halimah lalu memohon kepada Aminah untuk memberi tambahan waktu untuk merawatnya.Aminah lalu menyetujuinya.

Akhirnya, Nabi Muhammad pun dibawa kembali ke dusun Bani Sa’ad. Namun, disana ia mengalami sebuah peristiwa yang sangat mengguncangkan.Peristiwa ini terjadi tidak lama setelah keluarga Halimah kembali ke pedalaman. Saat itu umur nabi Muhammad belum genap 3 tahun.

Tatkala Sayyidina Muhammad dan saudara-saudara angkatnya (anak Halimah)sedang menggembalakan kambing milik keluarga Halimah tiba-tiba beliau didatangi 2 malaikat, lalu keduanya membelah dada beliau dan mengeluarkan bagian yang kotor dari hatinya. Melihat kejadian itu saudara(anak Halimah) berlarian sambil menangis.”Ada apa?” Tanya Halimah dan suaminya panik

“Saudaraku yang dari Quraisy itu!Dia diambil oleh seorang berbaju putih. Dia dibaringkan. Perutnya dibelah sambil dibalik-balikan!”

Halimah dan suaminya segera berlari mencari Nabi Muhammad. Mereka menemukan anak itu sedang berdiri. Wajah Nabi Muhammad pucat pasi. “Apa yang terjadi padamu, Nak?” Tanya mereka

“Aku didatangi oleh seorang laki-laki berpakaian putih. Aku dibaringkan lalu perutku dibedah. Mereka mencari sesuatu di dalamnya. Aku tak tahu apa yang mereka cari.”

Dengan adanya kejadian itu,membuat Halimah takut, takut akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kepada anaknya itu. Halimah pun mengembalikan Nabi Muhammad SAW kepada ibu kandungnya.

Setelah lama tidak bertemu, Nabi telah menikah dengan istrinya Siti Khadijah. Dan beberapa tahun kemudian Nabi diangkat sebagai utusan Allah.Maka datanglah Halimah dan suaminya menghadap Rasulullah. Halimah dan suaminya pun masuk islam. Karena ini merupakan hadiah dari Allah kepada Halimah yang telah menyusui Nabi maka Allah pun memberikan hidayah kepada Halimah dan suaminya.

Demikianlah kisah Nabi Muhammad dan ibu susuannya Halimah as-Sa’diyah. Semoga kita bisa meneladani sosok Halimah,tidak hanya memiliki paras indah tapi juga berakhlak mulia.

Wallahu a’lam bissawab

Wassalamualaikum warrohmatulahi wabarokatuh



Tuesday, February 2, 2021

Kisah Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad Saw lahir pada hari Senin tanggal 12 bulan  Rabiul awal tahun  gajah di Makkah Al Mukharomah. Disebut tahun gajah karena saat itu ada pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah Habasyah yang ingin merobohkan ka’bah.

Menjelang kelahiran Nabi Muhammad, ada sejumlah peristiwa besar yang terjadi. Beberapa peristiwa besar itu, seperti singgasana Raja Persia Kisra Anusyirwan yang bergoyang dan 14 balkon istananya ikut runtuh. Selain itu, padamnya api sesembahan kaum Majusi di Kuil pemujaan di Persia (kini Iran). Padahal api ini diyakini sudah menyala seribu tahun lebih dan tak pernah padam sekalipun. Masyarakat Majusi berusaha untuk menghidupkan kembali api tersebut untuk disembah, namun upaya mereka gagal. Peristiwa besar lain menjelang kelahiran Nabi Muhammad, yaitu air Danau ‘A’ yang dikultuskan oleh masyarakat Persia, tiba-tiba surut. Tasik Sava atau semenanjung suci bagi masyarakat Persia pun mendadak tenggelam. Sementara di Makkah, pasukan gajah yang dipimpin Raja Yaman, Abrahah gagal menyerang ka’bah. Abrahah merasa iri sebab perekonomian Makkah denganadanya ka’bah lebih maju daripada Yaman yang punya kuil untuk sesembahan juga. Banyak orang berziarah ke Ka’bah sehingga mendongkrak perekonomian Makkah. Sebaliknya sedikit orang pergi ke kuil di Yaman. Abrahah pun menyerang Makkah dengan menggunakan pasukan gajah. Peristiwa penyerangan ini diabadikan dalam Al-Quran surat Al-Fil. Disebutkan bahwa saat masuk kota Makkah, pasukan gajah dihujani batu oleh sekelompok burung ababil. Pasukan gajah kocar-kacir dan Ka’bah serta kota Makkah selamat.Tak lama setelah itu, Nabi Muhammad lahir.

Nabi Muhammad lahir dari seorang ibu bernama Aminah dan ayah bernama Abdullah.Abdullah meninggal dalam perjalanan niaga dari Syam saat Nabi Muhammad berusia 3 bulan dalam kandungan Aminah. Abdullah meninggal ketika singgah ke tempat saudara ibunya di Yatsrib.

Nabi Muhammad kemudian diserahkan kepada ibu pengasuh Halimah Sa’diyah. Dalam asuhannyalah nabi Muhammad dibesarkan sampai usia 4 tahun. Setelah itu, kurang lebih 2 tahun beliau berada dalam asuhan ibu kandungnya. Ketika berusia 6 tahun, Nabi Muhammad menjadi yatim piatu.

Setelah menjadi yatim piatu, Nabi Muhammad tinggal dan diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib. Namun, dua tahun kemudian Abdul Mutahalib meninggal karena renta. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada pamannya, Abu Thalib. Seperti juga Abdul Muthalib, dia sangat disegani dan dihormati orang Quraisy dan penduduk Mekkah secara keseluruhan tetapi dia miskin.

Dalam usia muda, Nabi Muhammad sebagai pengembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Makkah. Melalui kegiatan pengembalaan ini dia menemukan tempat untuk berpikir dan merenung. Dalam suasana demikian, dia ingin melihat sesuatu di balik semuanya. Pemikirandan perenungan itu membuatnya jauh dari segala pemikiran nafsu duniawi, seingga ia terhindar dari berbagai macam noda yang dapat merusak namanya. Karena itu sejak muda ia sudah dijuluki al-amin,orang yang terpercaya.

Ketika pamannya, Abu Thalib memutuskan untuk pergi ke Syam dalam misi perdagangan,pada waktu itu usia Nabi Muhammad telah mencapai 9 tahun. Ketika pamannya mau berangkat, tiba-tiba saja Nabi Muhammad bergantungan pada pamannya dan tidak mau berpisah, yang menyebabkan pamannya berkata, “Aku akan membawanya bersamaku ke Syam dan dia tidak boleh berpisah denganku dan aku tidak akan pernah meninggalkannya.”Setelah sampai di sebuah kota bernama Bashrah di wilayah Syam, di tempat itu dikenal ada seorang pendeta yang selalu beribadah di tempat peribadatannya. Mereka memutuskan untuk berteduh di bawah pohon dekat tempat peribadatan itu. Pendeta itu memperhatikan awan yang menyertai perjalanan mereka dan dahan pohon yang memayungi Nabi Muhammad sehingga dia berteduh di bawahnya dari terik matahari. Pendeta itu penasaran dengan apa yang dia saksikan, sehingga dia mengundang mereka semua untuk hadir dalam undangan makan siang. Mereka semua hadir kecuali Nabi Muhammad karena usianya masih sangat muda. Setelah mereka hadir dan pendeta Buhaira tidak menemukan tanda-tanda yang dia ketahui, maka pendeta Buhaira berkata, “Apakah kalian semua telah hadir?’ Mereka menjawab,”Semua yang pantas menghadiri undanganmu telah hadir kecuali satu. Dia adalah anak kami yang masih kecil.” Buhaira berkata,”jangan lakukan itu, tidak boleh ada yang ketinggalan dalam undanganku ini,tolong panggil dia!”

Setelah Nabi Muhammad hadir, Pendeta Buhaira berdiri dan berkata,’ Wahai anak kecil (Muhammada),demi Lata dan “Uzza aku bertanya kepadamu dan aku sangat mengharapkan engkau mau menjawab apa yangaku tanyakan.” Buhaira bertanya dengan sumpah itu, karena ia mendengar orang-orang Quraisy suka mengucapkannya. Namun, Muhammadsegera menjawab,”Janganengakutanya aku dengan nama Lata dan ‘Uzza. Demi Allah, tidak ada yang aku benci melebihi keduanya.” Buhaira berkata lagi, “Kalau begitu, atasnama Allah aku memintamu untuk menjawab pertanyaanku.” Muhammad berkata,”Katakanlah, apa yang ingin engkau tanyakan.’

Buhaira kemudian bertanya berbagai hal pada Nabi Muhammad, mulai dari tidurnya, tentanggayanya dan tentangperkara-perkara lainnya. Nabi Muhammad pun menjawab semua pertanyaan itudengan lancer. Mka apa yangbkemudian didengarvoleh Buhaira benar-benar sama dengan apa yang ia ketahui selama ini. Kemudian ia melihat punggung Nabi Muhammad dan menemukan ‘cap kenabian’ diantara kedua pundaknya,sesuai dengan tempat yang semestinya, sebagaimana yangia ketahui.

Maka setelah mengetahui tnda-tanda itu, Buhaira lalu menemui Abu Thalib. “Apa hubunganmu dengan anak kecil itu?” Abu Thalib menjawab bahwa Nabi Muhammad adalah anaknya. Buhaira membantahnya, “Ia bukan anakmu dan semestinya anakitu tidak memiliki ayah yang masih hidup.” Abu Thalib menjwab, “ Ia keponakanku (anak saudaraku).” Ayahnya telah meninggal ketika ibunya masih mengandung.” Buhaira berkata, “Bawalah segera pulang anak itu dan jagalah ia dari orang-orang Yahudi. Demi Allah jika mereka melihatnya dan megetahui anak itu seperti yang aku ketahui,maka mereka akan menyakitinya. Pendeta itupun berkata bahwa kelak keponakan Abu Thalib akan menjadi orangpenting di negrinya.



Sunday, October 18, 2020

Resep Peyek Kacang Renyah dan Tahan Lama

Usaha peyek kacang ini merupakan salah satu usaha almh.bunda saya selain kripik singkong pedas manis dan carang mas. Waktu itu saya dan kakak-kakak bagian packing atau bungkusi. Resepnya agak lupa-lupa ingat.Saya coba praktekin dalam skala kecil tidak sebesar almh. bunda. Langsung cus ke TKP ya bunda-bunda cantik,,,

Bahan - bahan :

  • 500 gr tepung beras (saya pakai rose brand)
  • 250 gr kacang tanah yang diirisi jadi 2 atau 3 bagian
  • 1 bungkus santan kara
  • 1 sdt garam
  • 1/2 sdt kunyit bubuk
  • 1 sdt ketumbar bubuk
  • 2 butir kemiri
  • 3 siung bawang putih
  • 1 butir telur
  • 500 ml air
Cara Membuat :
  1. Haluskan garam, kunyit, ketumbar, kemiri dan bawang putih
  2. Campur santan kara dengan air
  3. Tuang bumbu yang dihaluskan ke dalam air santan
  4. Kocok lepas telur kemudian masukan dalam air santan yang telah dibumbui
  5. Tuang sedikit demi sedikit tepung beras ke dalam air santan yang telah dibumbui. Aduk hingga tercampur rata
  6. Panaskan wajan
  7. Tuang adonan ke dalam mangkok / wadah kecil secukupnya pada saat melakukan penggorengan
  8. Lakukan penggorengan dengan menggunakan takaran sendok dengan cara ambil 1 sendok adonan dalam mangkok kemudian beri irisan kacang dan goreng dech
  9. Lakukan sampai adonan habis
  10. Peyek siap dinikmati atau dikemas untuk dijual kembali
Gimana bunda-bunda cantik ? bingung apa tidak? jika masih bingung, silahkan lihat video youtube nya yach☺ 


Cara Membuat Roti Tawar Kukus Sederhana


 Roti tawar adalah Salah satu produk roti yang terbuat dari tepung terigu protein tinggi, ragi instant, susu yang kemudian adonan roti dipanggang. Berhubung saya belum mempunyai oven,jadi saya buatnya dikukus saja. Tapi tenang bunda-bunda cantik, rasanya sama enaknya dengan yang dipanggang kok. Langsung dipraktekin yach,,,

Bahan-bahan :

  • 250 gr / 25 sdm tepung terigu 
  • 1 butir telur
  • 1 sachet susu bubuk
  • 1 sachet SKM putih yang dicampur dengan 100 ml / 10 sdm air
  • 1 sdt permimpan
  • 1/2 sdt gula
  • 1 sdm lebih mentega
  • 1/2 sdt garam
Cara Membuat :
  1. Campur jadi satu, tepung,telur,susu bubuk,permimpan,gula. Aduk hingga tercampur rata
  2. Tuang sedikit demi sedikit susu cair sambil diuleni. Uleni hingga setengah kalis
  3. Jika sudah setengah kalis, tambahkan mentega dan garam. Uleni hingga kalis
  4. Diamkan selama 1 jam dengan ditutupi kain bersih
  5. Olesi loyang dengan mentega dan masukkan adonan ke loyang. Ratakan
  6. Diamkan lagi 30 menit dengan ditutupi kain bersih
  7. Kukus selama 30 menit dan jangan lupa lapisi tutup kukusan dengan kain agar tidak menetes airnya ke adonan
  8. Setelah matang, matikan kompor dan diamkan 5 menit. (jangan dibuka dulu tutup kukusan)
  9. Olesi tipis-tipis roti dengan mentega. 
  10. Jika sudah dingin, keluarkan roti dari cetakan
  11. Roti siap dinikmati
Gimana bunda-bunda cantik ? Mudah bukan ?



Monday, October 12, 2020

Resep Kerupuk Sisa Nasi

Terkadang kita bingung mau diapain sisa nasi semalam ataupun nasi tinggal sedikit. Biasanya sisa nasi kita jemur atau dibuang begitu saja. Nah kenapa tidak kita coba buat sesuatu yang bisa untuk dikonsumsi lagi. Sisa nasi bisa dibuat camilan seperti cireng, kerupuk ataupun camilan lainnya. Kali ini, saya akan buat kerupuk dari sisa nasi. Ikuti step by step ya bunda-bunda cantik,,,dijamin gampang buatnya.

Bahan-bahan :

  • Nasi (kemarin sisa sepiring nasi)
  • 25 sdm tepung tapioka/tepung kanji
  • 1 sdm garam
  • 1 sdt ketumbar bubuk
  • 4 siung bawang putih
  • 2 cabe rawit (optional)
Cara Membuat :
  1. Rendam nasi dengan air panas selama 30 menit
  2. Setelah 30 menit, tiriskan nasi. Kemudian masukkan ke dalam blender beserta bumbu-bumbu yang dihaluskan.Blender hingga lembut.
  3. Tuang ke dalam wadah dan campur sedikit demi sedikit tepung tapiokanya. Aduk dengan sendok hingga tercampur rata. Kemudian uleni dengan tangan hingga kalis
  4. Bentuk adonan menjadi lonjong kecil seperti "lento"
  5. Rebus dalam air mendidih hingga mengapung
  6. Setelah matang mengapung, angkat dan tiriskan
  7. Pindah ke wadah tertutup dan simpan ke dalam lemari es semalaman
  8. Besoknya kita irisi tipis-tipis adonannya dan kemudian kita jemur di bawah terik sinar matahari
  9. Jika sudah kering, kita goreng dech
  10. Kerupuk siap dinikmati


Itulah resep dan cara membuat kerupuk dari sisa nasi. Gampang bukan? Selamat mencoba☺

Tips Membersihkan Sisa Nasi Pada Magic Com Dengan Cepat



 Assalamualaikum bunda-bunda cantik,,,

Kali ini saya akan berbagi tips membersihkan sisa nasi pada magic com dengan cepat. Ada kalanya kita tergesa-gesa atau ingin langsung menanak nasi jika nasi sudah habis.Akan tetapi kita harus membersihkan atau mencuci panci magic com terlebih dahulu. Dan pastinya kita rendam dengan air supaya sisa nasi yang melekat pada panci magic com bisa terkelupas. Waktu yang diperlukan untuk merendam panci magic com agak lama. Gimana sich biar cepat bersih panci magic com dari sisa-sisa nasi yang melekat? Tenang bunda-bunda cantik,,,saya akan beri tipsnya.

Pertama-tama kita masak air hingga mendidih. Setelah mendidih, kita siramkan atau tuang ke dalam panci magic com yang terdapat sisa-sisa nasi yang melekat. Kita gosok-gosok sisa-sisa nasi pada panci magic com dengan entong. Setelah sisa-sisa nasi yang melekat pada panci hilang, kita buang air dan sisa nasi. Tapi sebelum airnya dibuang,kita aliri dulu dengan air dingin. Karena apa? Jika kita buang langsung air panas tersebut ke dalam selokan bak cuci piring, ada jin-jin yang tidak suka dengan air panas. Takutnya jin-jin tersebut marah. Setelah itu, kita cuci dengan sabun cuci piring. Kemudian bilas dengan air bersih. Jadi kinclong dech dan langsung bisa dipakai untuk menanak nasi lagi.

Gimana bunda-bunda tips dari saya? Semoga bermanfaat ya,,,